BIKASMEDIA.COM, KONAWE SELATAN – Di tengah geliat pembangunan dan dinamika wilayah administratif, sebuah denyut kehidupan baru mulai terasa di jantung ibu kota Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Andoolo. Tepatnya di kawasan pusat perkantoran Potoro, suara tawa, derap langkah, dan irama musik senam mulai mewarnai sore hari masyarakat dari berbagai penjuru, seperti Andoolo, Buke, Baito, Palangga, hingga Tinanggea.
Pemandangan sore kini tak lagi sepi. Masyarakat mulai menjadikan kawasan perkantoran sebagai ruang terbuka untuk jogging, berjalan kaki, hingga senam bersama. Dari anak-anak, remaja, hingga kaum paruh baya terlihat antusias memanfaatkan waktu sore untuk menjaga kesehatan dan menjalin keakraban sosial.
“Suasananya masih sangat segar, tidak berpolusi, jadi nyaman sekali untuk olahraga di sini,” ujar Yosi, salah satu pengunjung yang rutin mengikuti senam di halaman kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Konsel. Selasa 22 Juli 2025
Sementara itu, Rian dan Lia, pegawai honorer outsorsing, mengaku selalu menyempatkan diri berlari sepulang kerja.
“Kami berusaha tetap bugar, apalagi aktivitas kantor sering membuat tubuh kaku. Lari sore seperti ini jadi terapi fisik dan mental buat kami,” kata Rian.
Fenomena positif ini menjadi pemandangan baru yang menggugah, mengingat selama ini Andoolo dikenal sebagai kota administratif yang sepi selepas jam kerja. Kini, geliat senja berubah menjadi titik kehidupan baru, menjadi ajang berkumpul dan beraktivitas sehat masyarakat.
Ini sekaligus menjadi pembeda dengan kepadatan area olahraga seperti di Tugu Religi Kendari yang telah lama hidup sebagai pusat aktivitas publik.
“Kalau terus dirawat, semangat ini bisa jadi cikal bakal wajah baru Andoolo. Lebih sehat, lebih hidup, dan tentunya lebih ramah untuk masyarakat,” ujar Sasliansah pemilik Warkop Andoolo yang sedang berolahraga
Selain manfaat kesehatan, geliat ini juga membawa efek domino pada sektor ekonomi lokal. Warung-warung UMKM yang sebelumnya lesu mulai terlihat bergairah. Aroma gorengan, kopi, dan makanan ringan kini kembali semerbak, menandai denyut ekonomi mikro yang tumbuh dari aktivitas olahraga.
Sementara itu seorang mahasiswi Kinan yang berkunjung ditempat ini mengatakan
Bagaimana menjaga agar Andoolo tak kembali sepi? Bagaimana menghidupkan Potoro di malam hari dengan kegiatan positif yang berkelanjutan?
Salah satu jawabannya katanya, ada di tangan pemerintah daerah dan komunitas lokal. Diperlukan agenda rutin seperti night market, pertunjukan budaya, nonton bareng, atau turnamen olahraga malam untuk menjadikan kawasan ini bukan hanya pusat kerja, tetapi juga pusat kehidupan warga.
Kinan juga mengatakan langkah kecil dari olahraga sore bisa menjadi fondasi besar bagi masa depan kota. Karena kota yang hidup bukan hanya tentang gedung dan kantor megah, tapi tentang denyut warganya yang sehat, aktif, dan bahagia. Dan Andoolo sedang menuju ke arah itu.
“Andoolo hari ini sedang belajar berjalan. Tapi langkah-langkah sore itu adalah langkah menuju kehidupan yang lebih baik.” Tutup kinan sambal bergerak kembali melanjutkan olahraganya