PAC Muslimat NU Kendari Barat Resmi Luncurkan Selantang di Masjid Nurulfalah

Dengarkan Berita

BIKASMEDIA.COM, KENDARI – Dalam semangat memperingati Hari Lanjut Usia Nasional yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Kendari Barat secara resmi membuka Sekolah Lansia Tangguh (Selantang), Minggu pagi 1 Juni 2025, di Masjid Nurulfalah, Kemaraya, Kota Kendari.

Peresmian ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud nyata dari peran aktif Muslimat NU dalam pembinaan keummatan dan pemberdayaan kelompok rentan, khususnya warga lanjut usia (lansia). Selantang menjadi terobosan inklusif yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, sosial, dan edukatif bagi lansia di wilayah Kendari Barat.

Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua TP PKK Kota Kendari Ny. Shintya Putri Anawula Sudirman, Staf Ahli Wali Kota Kendari Alda Kesuta Lapae, S.Si, dan tokoh Muslimat NU Sultra Hj. Sitti Salma Dachri. Selain itu, puluhan pengurus DPC Muslimat NU Kota Kendari turut menyemarakkan pembukaan ini.

Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Kota Kendari, Alda Kesuta Lapae, dalam sambutannya menekankan pentingnya keberadaan sekolah lansia sebagai bagian dari pelayanan publik yang humanis dan menyeluruh.

“Lansia adalah kelompok rentan yang kerap terpinggirkan. Sekolah seperti Selantang ini penting agar mereka tetap merasa dihargai, sehat, dan produktif. Ini bagian dari strategi menurunkan angka kematian lansia melalui pendekatan sosial dan edukatif,” ujarnya.

Selantang hadir dengan pendekatan holistik: tidak hanya fokus pada pendidikan seputar kesehatan dan keagamaan, tetapi juga pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan, pembinaan sosial, hingga penguatan peran lansia di masyarakat.

“Selantang ini bukan sekadar tempat belajar. Ini ruang pengakuan dan aktualisasi diri bagi para lansia. Mereka tidak hanya dirawat, tapi juga diberdayakan. Inilah bentuk pembangunan sosial yang berkeadilan,” katanya.

Ketua PAC Muslimat NU Kendari Barat, Zulfiany Azis, mengungkapkan bahwa sebanyak 50 lansia berusia di atas 60 tahun telah mendaftar sebagai peserta didik di tahap awal. Semangat mereka belajar dinilai sangat tinggi.

“Usia bukan penghalang untuk tumbuh dan belajar. Ini menunjukkan betapa besar potensi lansia jika diberi ruang dan kesempatan,” ungkapnya.

Tenaga pengajar Selantang, Merialiana Azis, S.Pd, menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan dirancang untuk membangkitkan rasa percaya diri lansia, khususnya agar mereka mampu merawat diri dan tetap mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

“Lansia seringkali hanya dianggap sebagai pengasuh cucu. Padahal mereka masih bisa dilatih keterampilan agar tidak merasa menjadi beban keluarga,” jelasnya.

Dalam penutupan acara, PAC Muslimat NU Kendari Barat juga menggelar bazar produk UMKM binaan, menampilkan aneka kuliner lokal seperti bakso ikan, kue jinten, empek-empek ilir Dewi Saranani, nasi teriyaki, hingga kue cantik manis. Seluruh produk dijual dengan harga terjangkau, antara Rp15.000 hingga Rp20.000.

Langkah ini menjadi bukti bahwa pembinaan keummatan tidak hanya mencakup aspek spiritual, tetapi juga ekonomi keluarga, bahkan hingga pemberdayaan lansia secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan semangat Pancasila dan semangat Hari Lanjut Usia, PAC Muslimat NU Kendari Barat menunjukkan bahwa inklusivitas bukanlah sekadar wacana, melainkan kerja nyata. Melalui Selantang, mereka membuktikan bahwa usia senja bukan akhir perjalanan, melainkan awal untuk terus bertumbuh dalam martabat dan keberdayaan.

Penulis: BmEditor: Redaksi
error: Content is protected !!