Namu Disambangi Juri Pusat, Desa “Tersembunyi” di Konsel Siap Rebut Gelar Jawara Pariwisata Nasional

Dengarkan Berita

BIKASMEDIA.COM, KONAWE SELATAN – Suasana Desa Namu di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) mendadak panas dan penuh harap. Bukan karena cuaca, melainkan kedatangan tim “malaikat penentu nasib” dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Minggu, 25 Oktober 2025

Tim penilai Anugerah Wonderful Indonesia Awards (WIA) ini hadir dalam misi suci: membuktikan apakah Desa Namu layak disebut mutiara tersembunyi Sultra, atau hanya sekadar janji manis di atas kertas.

Kedatangan rombongan Kemenparekraf ini disambut bak pahlawan. Mulai dari perwakilan Pemprov Sultra, Bapak Aamari dari Dinas Pariwisata, hingga jajaran Pemkab Konsel seperti Asisten I Suwardi dan Asisten II Ambola, semua turun gunung. Tentu saja, ujung tombak kebanggaan lokal, Plt. Kadis Pariwisata Konse Hj. Arni, dan motor penggerak Pokdarwis serta Kades Namu, Bapak Nikson, siaga penuh.

Inti dari visitasi ini adalah “penilaian mata elang”. Tim juri tak hanya melihat cantiknya atraksi wisata atau manisnya senyum Pokdarwis. Mereka membongkar semua aspek, mulai dari:
Kejujuran Homestay: Apakah benar-benar nyaman, atau sekadar kamar kosong?
Kekuatan Branding Lokal: Sejauh mana produk ekraf (ekonomi kreatif) Namu bisa menggoyang pasar?
Skor Kebersihan: Bisakah desa ini lolos tes “sapu bersih” standar nasional?
Jantung Pengelolaan: Seberapa tangguh kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam menjaga api pariwisata tetap menyala?

Yang menarik, tim penilai tak hanya berinteraksi formal. Mereka langsung blusukan dan berdialog sengit dengan warga dan Pokdarwis. Tujuannya satu: menggali potensi sejati dan menelanjangi tantangan terberat yang dihadapi Namu.

“Desa Namu punya potensi alam dan budaya yang luar biasa. Yang paling kami soroti adalah semangat gotong royong ‘maut’ mereka. Ini modal utama untuk pariwisata berkelanjutan, yang tidak bisa dibeli dengan uang,” ujar salah satu anggota tim penilai, memberikan sinyal positif yang membuat dada warga Namu berdebar.

Plt. Kadis Pariwisata Konse, Hj. Arni, menegaskan bahwa visitasi ini adalah cambuk dan hadiah sekaligus.

“Kami berterima kasih atas perhatian Pusat. Setelah ini, kami berkomitmen untuk tancap gas. Fokus kami jelas: pelayanan wisatawan harus kelas bintang, penguatan ekonomi kreatif lokal, dan yang paling krusial, digitalisasi promosi pariwisata!” tegasnya.

Peninjauan diakhiri dengan kunjungan ke spot-spot unggulan Namu—dari alam yang memukau, homestay yang siap diulas, hingga sentra kerajinan dan kuliner yang siap menggoda lidah nasional.

Kini, nasib Desa Wisata Namu tinggal menunggu keputusan final. Akankah desa di Konse ini benar-benar menjadi Juara Nasional dan contoh sukses pariwisata berbasis masyarakat di Sulawesi Tenggara? Seluruh Sultra menanti dengan napas tertahan!

Penulis: BaemEditor: Redaksi
error: Content is protected !!