BIKASMEDIA.COM, KONAWE SELATAN – Wakil Bupati Konawe Selatan, Wahyu Ade Pratama Imran, secara resmi menutup rangkaian kegiatan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-80 dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2025 tingkat Kabupaten Konawe Selatan. Penutupan berlangsung meriah pada Minggu malam, 23 November 2025.
Acara puncak yang dipadati ribuan tenaga pendidik tersebut turut dihadiri oleh Ketua beserta jajaran pengurus PGRI Konsel, Kepala Dinas Pendidikan, para Ketua Cabang PGRI Kecamatan, Dewan Juri, serta seluruh kontingen Porseni.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Wahyu Ade Pratama menegaskan bahwa Porseni tahun ini memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar ajang kompetisi. Menurutnya, kegiatan ini adalah panggung silaturahmi strategis untuk memperkuat solidaritas antar sesama tenaga pendidik di Konawe Selatan.
“Porseni ini adalah ruang untuk memperkuat solidaritas dan momentum merayakan semangat guru Indonesia yang tidak pernah padam. Melalui olahraga dan seni, kita menunjukkan bahwa guru bukan hanya pendidik di ruang kelas, tetapi juga pribadi yang sehat, kreatif, dan berbudaya,” ujar Wahyu Ade Pratama di hadapan para peserta.
Ia mengapresiasi antusiasme tinggi yang ditunjukkan selama pelaksanaan kegiatan. Semangat sportivitas, kegigihan, serta kekompakan yang terbangun menjadi bukti nyata bahwa keluarga besar PGRI Konsel merupakan komunitas yang solid dan harmonis.
Memaknai HUT PGRI ke-80 dan HGN 2025, Wahyu menekankan pesan penting terkait peran guru di era modern. Di tengah dinamika zaman dan tantangan pendidikan yang semakin kompleks, guru diharapkan tetap teguh menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Tema tahun ini mengajak kita untuk terus bergerak, berubah, dan berinovasi. Porseni ini menjadi ikhtiar menjaga kesehatan dan kreativitas guru agar mampu menjawab tantangan zaman,” tambahnya.
Atas nama pemerintah daerah, Wakil Bupati menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi para “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” ini. Ia menyadari bahwa meski guru seringkali bekerja dalam senyap, karya dan pengabdian mereka meninggalkan jejak abadi bagi kemajuan sumber daya manusia di daerah.
“Profesi guru adalah pilihan mulia. Kita mungkin tidak selalu mendapat sorotan, namun karya kita ada pada setiap jejak kemajuan bangsa,” tegas mantan politisi Gerindra ini.
Menutup arahannya, Wahyu Ade Pratama mengajak seluruh insan pendidikan untuk menjadikan momen peringatan ini sebagai titik tolak memperkuat komitmen menjadi guru pembelajar sepanjang hayat.
Ia berpesan agar energi positif dan semangat persaudaraan yang terbangun selama Porseni dapat dibawa kembali ke sekolah masing-masing, untuk menyalakan harapan dan inspirasi bagi anak-anak didik di Konawe Selatan.
“Guru kuat, Indonesia hebat, Konawe Selatan Setara,” pungkas Wahyu, seraya mengetuk palu sebagai tanda ditutupnya kegiatan secara resmi.
Malam penutupan tersebut diakhiri dengan pengumuman juara dan penyerahan piala bagi para pemenang lomba, serta doa bersama untuk kemajuan pendidikan di Bumi Konawe Selatan.









