BIKASMEDIA.COM, KONAWE SELATAN – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Tim Ekspedisi Patriot (TEP) 15 Universitas Indonesia menggelar kegiatan sosialisasi bertema “Berjuang Melalui Pendidikan” di SMA Negeri 15 Konawe Selatan, Senin (10/11/2025).
Program kolaborasi antara Universitas Indonesia dengan Kementerian Transmigrasi ini diisi oleh tim gabungan dosen, alumni, dan mahasiswa yang telah dua bulan melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di kawasan transmigrasi Tinanggea.
Kegiatan tersebut mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah. Kepala SMAN 15 Konawe Selatan, Edison, mengaku bangga atas kehadiran tim akademisi dari kampus ternama itu.
“Kami senang sekali mendapatkan tamu spesial dari jauh, Universitas Indonesia, yang datang lengkap dari dosen, alumni, dan mahasiswa. Tentu akan menginspirasi siswa-siswa kami di sini untuk semangat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi,”
tutur Edison dalam sambutan pembukaan.
Sekolah yang terletak di pusat Kecamatan Baito ini menjadi salah satu sekolah yang terus berkembang di wilayah Konawe Selatan. Peserta didiknya berasal dari delapan desa, termasuk tiga desa transmigrasi—Mekarjaya, Wonuaraya, dan Ahungguluri—yang menjadikan lingkungan belajar di sekolah ini kaya akan keberagaman.
Meski demikian, SMAN 15 Konawe Selatan masih menghadapi sejumlah keterbatasan infrastruktur. Belum tersedianya aula permanen membuat kegiatan kali ini digelar di ruang bekas laboratorium biologi. Selain itu, kondisi lapangan sekolah yang sering terendam banjir saat hujan deras menjadi tantangan tersendiri bagi aktivitas belajar dan kegiatan siswa.
Situasi tersebut justru menjadi latar yang menggugah semangat Tim TEP 15 UI dalam memotivasi para pelajar untuk tetap berjuang menempuh pendidikan setinggi mungkin.
Ketua Tim Ekspedisi Patriot 15 UI, Dian Sulistyowati, menyampaikan pesan tegas agar para siswa berani keluar dari zona nyaman dan berani bermimpi besar.
“Teman-teman, kami sudah berkeliling ke sepuluh kecamatan di Konawe Selatan ini. Saya rasa sebagian besar dari kalian punya ‘zona nyaman’ di daerah sendiri, padahal potensi kalian luar biasa besar,”
ujar Dian di hadapan 109 siswa SMAN 15 Baito yang tampak antusias mengikuti kegiatan.
Dian yang juga Dosen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI itu menekankan bahwa perjuangan menempuh pendidikan tinggi adalah perjalanan yang membutuhkan keberanian dan komitmen.
“Kuliah itu tidak hanya fokus belajar di dalam kelas. Ada banyak kegiatan di kampus maupun luar kampus yang bisa membuat kita memaksimalkan diri dan membangun jejaring,”
jelasnya.
Menurut Dian, kesuksesan bukan hanya ditentukan oleh kepintaran semata, tetapi juga oleh kemampuan berjejaring dan beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas.
Hal senada disampaikan oleh dua alumni Universitas Indonesia yang turut bergabung dalam tim, Lulu Il Asshafa (alumni Vokasi UI, Prodi Hubungan Masyarakat) dan Sipin Putra (alumni Magister Antropologi UI). Keduanya berbagi pengalaman tentang bagaimana kampus perjuangan ini telah membentuk karakter dan membuka peluang karier melalui jaringan pertemanan serta komunitas akademik.
Kegiatan sosialisasi ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang dibawakan oleh dua mahasiswa UI, Clara Marella (Program Studi Geografi) dan Luthfina Dhiaulhaq (Program Studi Arkeologi). Mereka memperkenalkan kehidupan kampus, peluang beasiswa, serta tips mempersiapkan diri menuju perguruan tinggi.
Acara yang bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan ini bukan hanya menjadi kegiatan seremonial semata, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran bermakna bagi para pelajar di wilayah transmigrasi.
Melalui kisah dan pengalaman nyata dari para dosen, alumni, dan mahasiswa Universitas Indonesia, siswa-siswa SMAN 15 Konawe Selatan diajak menanamkan keberanian untuk bermimpi besar dan membangun masa depan melalui pendidikan.









