Rakor TPPS III Konsel, Penegasan Sinergi Lintas Sektor melalui Program GENTING

Dengarkan Berita

BIKASMEDIA.COM, KONAWE SELATAN – Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) terus menunjukkan komitmen kuat dalam mempercepat penurunan angka stunting melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor, Rabu. 5 November 2025

Hal ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) III Tahun 2025, yang digelar di Auditorium lantai lll kantor bupati yang dihadiri langsung Kepala DKKBN, dr Boni Lambang Pramana, para stekholder terkait, sejumlah kepala OPD, Camat, Kepala Puskesmas se-Konawe Selatan.

Kegiatan dengan mengangkat tema utama: “Penguatan Komitmen dan Aksi Nyata Lintas Sektor Melalui Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) untuk Percepatan Penurunan Stunting dalam Mendukung Terwujudnya Masyarakat Sehat, Cerdas, dan Sejahtera.”

Rakor tersebut melibatkan seluruh camat dan kepala puskesmas se-Kabupaten Konawe Selatan, sebagai ujung tombak pelaksana di lapangan dalam memastikan kebijakan pencegahan dan penanganan stunting berjalan efektif dan berkelanjutan.

Dalam paparannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan, Nurlita Jaya AS, S.Sos., M.Kes, selaku pemateri, menegaskan bahwa upaya percepatan penurunan stunting di Konsel dilandasi oleh berbagai kebijakan strategis nasional dan daerah.

“Dasar kebijakan kita sangat jelas, mulai dari Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, hingga Peraturan Bupati Konawe Selatan Nomor 54 Tahun 2021 tentang Percepatan Stunting Terintegrasi, serta Keputusan Bupati Nomor 0007/200 Tahun 2024 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Konawe Selatan,” jelas Nurlita.

Ia juga menambahkan, pedoman pelaksanaan di tingkat daerah turut mengacu pada Surat Edaran Kemendagri Nomor 400.5.7/1685/Bangda Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS).

“Semua perangkat kebijakan ini menjadi fondasi kita dalam meneguhkan langkah nyata di lapangan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Nurlita memaparkan bahwa Pemerintah Kabupaten Konsel telah menggagas lima gerakan utama dalam upaya menurunkan prevalensi stunting, yakni:

  • Gerakan #AksiBeraizi – Membentuk kebiasaan olahraga, sarapan sehat, dan konsumsi tablet tambah darah di kalangan remaja untuk menekan anemia.
  • Gerakan #BumilSehat – Meningkatkan pemeriksaan rutin dan pengetahuan ibu hamil untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.
  • Gerakan #PosyanduAktif – Mendorong cakupan pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu sebagai deteksi dini stunting.
  • Gerakan #JamboreKader – Menguatkan kapasitas kader kesehatan agar mampu memberikan pelayanan berkualitas.
  • Gerakan #CegahStuntingItuPenting – Mengedukasi masyarakat luas tentang pentingnya pencegahan stunting melalui pesan komunikasi efektif berbasis pendekatan ABCDE.

“Lima gerakan ini bukan sekadar jargon, tetapi panggilan moral bagi seluruh lapisan masyarakat. Kita ingin setiap keluarga di Konawe Selatan sadar bahwa mencegah stunting berarti menyelamatkan masa depan,” tegas Nurlita Jaya.

Menurut Nurlita, kecamatan dan desa memiliki peran strategis sebagai pusat koordinasi lintas sektor.

Camat tidak hanya berfungsi administratif, tetapi juga menjadi penggerak sinergi antara puskesmas, penyuluh, pendamping sosial, dan perangkat desa.

Mereka menjadi simpul koordinasi yang memastikan setiap intervensi, baik spesifik maupun sensitif, berjalan efektif dan saling terhubung,” ungkapnya.

Peran tersebut mencakup fasilitasi koordinasi antar desa, pelaksanaan rembuk stunting, monitoring dan evaluasi efektivitas kegiatan, serta advokasi dan penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas.

Dalam paparan teknisnya, Nurlita menjelaskan dua pendekatan utama, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Intervensi spesifik berfokus pada pelayanan kesehatan dan gizi, seperti pemberian tambahan asupan gizi bagi ibu hamil dan balita, pemantauan konsumsi tablet tambah darah, kampanye ASI eksklusif, hingga tata laksana gizi buruk.

Sementara intervensi sensitif mencakup peningkatan layanan dasar masyarakat seperti air bersih, sanitasi, program keluarga berencana, pencegahan perkawinan anak, serta bantuan sosial bersyarat bagi keluarga miskin.

“Dengan sinergi intervensi ini, kita ingin memastikan tidak ada anak di Konsel yang lahir dalam kondisi kekurangan gizi. Setiap anak berhak tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing,” tutur Nurlita menekankan.

Rakor TPPS III juga mengusung semangat “Konawe Selatan Setara”, yang bermakna kesetaraan dalam kesempatan, akses, dan hak bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali

  • Sehat: memperkuat sistem kesehatan masyarakat dan kolaborasi lintas sektor;
  • Cerdas: mencetak sumber daya manusia yang unggul secara spiritual, emosional, dan intelektual;
  • Sejahtera: meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar.

Di akhir sesi, Nurlita mengajak seluruh peserta rakor, terutama para camat dan kepala puskesmas, untuk meneguhkan langkah bersama dalam menurunkan angka stunting di Konawe Selatan.

“Stunting bisa dicegah, generasi bisa diselamatkan. Kita ingin setiap anak di Konawe Selatan lahir sehat, tumbuh cerdas, dan menjadi masa depan hebat bagi daerah ini. Mari wujudkan Generasi Sehat, Masa Depan Hebat, Konsel Setara… GASS!” tutup Nurlita penuh semangat.

Penulis: BmEditor: Redaksi
error: Content is protected !!