BIKASMEDIA.COM, KONAWE SELATAN – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Konawe Selatan menyelenggarakan Lomba Inovasi Daerah yang keempat, sebuah ajang strategis untuk mendorong kemandirian dan meningkatkan Indeks Inovasi Daerah (IID). Lomba ini menjadi wadah bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat umum untuk berkontribusi dalam mewujudkan Konawe Selatan yang inovatif, maju, dan berkelanjutan.
Kepala Brida Konsel, Marwiyah Tombili, menjelaskan bahwa lomba ini bertujuan menggali potensi lokal untuk melahirkan produk unggulan daerah. “Lomba ini berfungsi sebagai wadah untuk menggali potensi baik dari pemerintah daerah melalui inovasi yang diajukan oleh OPD, maupun dari masyarakat umum,” ujarnya melalui pesan Whatsapp. Rabu, 16/7/2025.

Lomba terbagi dalam kategori OPD dan umum. Antusiasme peserta menunjukkan peningkatan signifikan. Marwiyah menyebutkan bahwa partisipasi OPD melonjak drastis dari sekitar lima peserta tahun lalu, dan kini banyak kepala OPD turun langsung mempresentasikan inovasinya. Kategori umum juga mengalami lonjakan partisipasi luar biasa, meningkat lebih dari 100% dengan 11 inovator melakukan presentasi dari 12 pendaftar.
Salah satu dampak nyata dari lomba ini adalah lahirnya Kopi Tolaki, produk unggulan daerah yang meraih juara pertama kategori umum dua tahun lalu. Kopi Tolaki telah diinput dalam pengukuran IID dan kini dalam proses pendaftaran sertifikasi indikasi geografis, didampingi oleh Brida. Sertifikasi ini krusial agar Kopitolaki dapat diakui sebagai produk unggulan Konawe Selatan dan memenuhi syarat ekspor.

Asisten I Bupati Konawe Selatan, Amran Aras, menegaskan bahwa lomba ini merupakan kebijakan Bupati untuk mendukung program “Konsel Setara” (Sehat, Cerdas, dan Sejahtera). “Melalui inovasi ini diharapkan untuk melahirkan berbagai inovasi-inovasi yang tentunya akan dapat mendukung daripada program-program pemerintah utamanya dalam hal pelayanan publik,” jelas Amran. Inovasi juga diharapkan mengatasi permasalahan daerah, meningkatkan kinerja OPD, dan mendongkrak pendapatan masyarakat desa.
Amran mengapresiasi progres lomba yang menunjukkan perhatian tinggi inovator di Konawe Selatan. “Dari tahun ke tahun, inovator-inovator yang ada di Kabupaten Selatan, baik dari SKPD atau PD maupun masyarakat, betul-betul memberikan perhatian,” tambahnya.
Tim Pengendali Mutu Kelitbangan Konsel, Joko Tri Brata, menyoroti pentingnya melindungi inovasi, terutama dari masyarakat umum. “Inovasi-inovasi yang dimunculkan oleh masyarakat itu harus bisa menjadi produk khusus untuk masyarakat Kabupaten Konawe Selatan,” tegas Joko.

Ia menekankan perlunya tindak lanjut dari pemerintah daerah untuk mendorong inovasi berbasis sumber daya dan kearifan lokal agar mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau dipatenkan.
Joko melihat inovasi kategori umum menunjukkan upaya masyarakat Konsel meningkatkan daya saing produk mereka. Untuk kategori OPD, ia mengapresiasi inovasi yang muncul, bahkan jika banyak yang berasal dari proyek perubahan pelatihan kepemimpinan, membuktikan bahwa ASN terpacu untuk berinovasi. Ia juga menyoroti tren inovasi digital yang semakin cepat, tepat, dan murah, memungkinkan akses yang lebih luas bagi masyarakat.
Ketua Panitia Lomba Inovasi Daerah, Adi Wijoyo, memaparkan proses tahapan lomba ini terdir 5 (lima) bagian. Yang pertama Sosialisasi, kemudian Presentasi inovasi yang pada saat ini tengah dilaksanakan, tahapan berikutnya dilanjutkan verifikasi lapangan oleh tim juri dan dilakukan musyawarah pemenang lomba Inovasi daerah.
“Hasil dari pemenang lomba diambil dari juara satu sampai empat yang diperkirakan dua minggu kedepan sudah kami umumkan,” terang Adi
Untuk diketahui Inovasi dari peserta kategori umum meliputi berbagai bidang, menunjukkan kreativitas dan potensi lokal:
Komoditas Alpukat Unggulan untuk Mowila Swasembada Buah Menuju Konsel SETARA: Pengembangan alpukat untuk kemandirian pangan dan ekonomi.
KREASAMPAH: Daur ulang sampah plastik menjadi produk ekonomi kreatif berbasis koperasi & aplikasi.
Bangun Setara dengan Batako Abu Sekam Padi: Pemanfaatan limbah pertanian untuk material bangunan alternatif.
Satu Rumah Satu Penutur: Inisiatif pelestarian bahasa atau tradisi lokal.
Pelatihan Mandiri Menggunakan Buku Digital Menuju Guru Inovatif: Peningkatan kualitas guru melalui pelatihan mandiri berbasis digital.
SETARA: Model Pengembangan Sekolah Kolaboratif, Inklusif, dan Bermutu (SD 4 Ranomeeto).
Sistem Informasi Satuan Pendidikan (SIMPONI) SMP Negeri 53 Konawe Selatan: Pemanfaatan teknologi informasi untuk pengelolaan sekolah.
D’KRENS TPS MART: Inovasi pengelolaan tempat pembuangan sampah terintegrasi konsep “mart.”
(Magot Good Treatment For Organic Problem) Budidaya Magotof dan Aplikasi Magotof: Solusi biologi untuk limbah organik melalui budidaya maggot.
Kompor Pengganti Gas dari Oli Bekas: Inovasi energi alternatif dari limbah oli bekas.
Pembuatan Sediaan Gummy dari Hidrolisat Kerang Pokea dalam Pencegahan Stunting: Pemanfaatan sumber daya laut lokal untuk pencegahan stunting.

Sementara untuk kategori ini menampilkan inovasi dari berbagai OPD untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan efisiensi birokrasi:
Satpol PP: Sistem Informasi Pengaduan Pelanggaran PERDA dan PERKADA (SIPPADU).
BKPSDM: Gali Integral Cegah Pungli Dengan Layanan Integritas.
DPM PTSP: Optimalisasi Peningkatan Investasi Daerah Melalui Peta Investasi Digital Berbasis Online Geographic Information System (PEINDIO GIS).
KESBANGPOL: Optimalisasi Pemahaman Politik Aparatur Sipil Negara (ASN) Melalui Pendidikan Politik.
DAMKAR: Akademi Relawan DAMKARMAT (ARMADA).
BAPPEDA: Optimalisasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Lomba ini tidak hanya mendorong kreativitas, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan UMKM dan potensi unggulan daerah secara profesional.