BIKASMEDIA.COM, JAKARTA— Ratusan mahasiswa Sulawesi Tenggara (Sultra) di Jakarta terpaksa mengambil langkah drastis dengan menduduki secara paksa Mes/Kantor Penghubung Pemerintah Daerah Sultra. Aksi ini bukan bentuk kenakalan, melainkan respons atas krisis tempat tinggal ekstrem setelah mereka diusir dari kontrakan karena menunggak pembayaran sewa.
Mes resmi Pemprov Sultra kini bertransformasi menjadi Asrama Darurat sebuah simbol kegagalan daerah melindungi generasi mudanya di Ibu Kota.
Keterpaksaan ini diungkapkan oleh perwakilan mahasiswa, Rendy Salim. “Kami bukan melanggar aturan, tapi diusir dan tidak punya pilihan. Kami berharap pemerintah daerah hadir, bukan hanya di acara seremonial, tapi di saat anak daerahnya terdampar,” tegasnya
Para mahasiswa dengan lantang menyatakan bahwa mereka telah berupaya berkomunikasi dengan Kantor Perwakilan Pemprov Sultra, namun yang didapatkan hanyalah ketidakpastian dan janji kosong. Tuntutan mereka kini diarahkan langsung ke Pemprov Sultra: segera sediakan fasilitas asrama resmi dan permanen.
“Setiap tahun, ratusan anak Sultra datang ke Jakarta untuk kuliah, membawa harapan daerah. Tapi, fasilitas asrama daerah tak pernah disiapkan dengan serius. Ini bukan sekadar mencari tumpangan, ini adalah investasi daerah untuk masa depan. Kami menuntut Pemprov untuk segera membangun ‘rumah’ bagi generasi muda Sultra di Ibu Kota,” tuntut mahasiswa lainnya
Aksi pendudukan damai ini mendapat dukungan dari organisasi mahasiswa daerah lain dan kini bermetamorfosis menjadi gerakan terorganisir. Mahasiswa Sultra tidak hanya akan berdiam di mes, melainkan bersiap melancarkan audiensi resmi yang disertai penyerahan petisi, sebagai sinyal keras bahwa mereka tidak akan mundur sebelum Pemprov Sultra memberikan jawaban konkret dan solusi jangka panjang.