KKMD Sultra dan Blue Forests Jajaki Model Tambak Berkelanjutan di Konawe Selatan

Dengarkan Berita

BIKASMEDIA.COM, KONAWE SELATAN– Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Sulawesi Tenggara dan Yayasan Hutan Biru (Blue Forests) menjajaki potensi pengembangan model pengelolaan tambak yang terintegrasi dengan rehabilitasi mangrove. Kunjungan ini berfokus pada Hidayatullah Mangrove Center (HMC) di Kabupaten Konawe Selatan, yang dinilai memiliki karakteristik ideal untuk model percontohan.

Ketua KKMD Sulawesi Tenggara, Yulardhi Junus, SP., M.A.P, menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk memulihkan ekosistem pesisir yang terdegradasi.

“Model integratif ini diharapkan dapat menghidupkan kembali fungsi ekosistem mangrove secara ekologis sekaligus memberikan dampak ekonomi yang adil dan berkelanjutan bagi pemilik tambak dan masyarakat pesisir,” ujarnya.

Rio Ahmad, Direktur Blue Forests, mencatat bahwa area tambak di sekitar HMC menunjukkan potensi biofisik yang kuat untuk dikembangkan sebagai lokasi percontohan.

BACA JUGA :  KPU Konawe Selatan Gelar Seleksi CAT Calon PPK Pilkada

“Meskipun demikian, kami masih membutuhkan penguatan informasi dari aspek tenurial serta pemahaman mendalam terhadap motivasi pemilik lahan,” kata Rio.

Kunjungan ini juga menghasilkan sejumlah masukan penting dan pendaftaran faktor risiko yang akan menjadi pertimbangan dalam proses seleksi lokasi.

Rio Ahmad menambahkan, proses penjajakan masih berlanjut untuk memastikan tersedianya lebih dari satu alternatif lokasi di wilayah pesisir Konawe Selatan. Ke depannya, KKMD dan Blue Forests akan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Konawe Selatan untuk memperkuat sinergi dan dukungan kelembagaan.

Dalam kesempatan tersebut, Yulardhi Junus menyampaikan apresiasi tinggi kepada HMC atas sambutan hangat dan dedikasi mereka dalam konservasi mangrove. Secara khusus, ia menyampaikan penghargaan kepada Ustadz Ahmad selaku pengasuh pondok dan pengelola HMC.

BACA JUGA :  Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Konawe Selatan Resmi Berganti

“Semangat dan keteladanan Ustadz Ahmad dalam memadukan nilai-nilai keislaman dan kecintaan pada lingkungan menjadi teladan penting,” tambahnya. Senin, 15 September 2025

Kontribusi HMC menunjukkan bahwa pondok pesantren dapat menjadi pelopor peradaban ekologis, menghidupkan ajaran Islam yang menyerukan manusia untuk tidak merusak bumi.

“Konservasi dapat tumbuh kuat dari nilai iman dan praktik spiritual yang membumi, dan menjadi inspirasi nyata bagi kolaborasi lintas pendekatan,” jelas Yulardhi didampingi juga dengan Direktur Yayasan Batundu, Sasliansyah.

Model yang dikembangkan ini sejalan dengan tujuan rehabilitasi mangrove, yaitu mengembalikan hak ekologis ekosistem pesisir melalui pemulihan lingkungan dan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pesisir dalam jangka panjang.

Penulis: BaemEditor: Redaksi
error: Content is protected !!