BIKASMEDIA.COM, KONAWE SELATAN – Di tengah semilir angin pedesaan dan semangat warga yang membara, sebuah babak baru dalam sejarah pemberdayaan ekonomi lokal resmi dimulai. Pada Sabtu, 23 Mei 2025, bertempat di Balai Desa Ranowila, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan, masyarakat menyatukan langkah dalam rapat pembentukan Koperasi Merah Putih, sebagai simbol perjuangan dan harapan akan masa depan ekonomi desa yang lebih cerah.
Dipimpin oleh Wakil Ketua BPD Ratna Letifa Elisabeth, bersama Sekretaris BPD Nuraya dan Ketua BPD Haerudin, forum ini menjadi titik tolak kebangkitan desa. Ratna Letifa Elisabeth, perempuan tangguh yang dipercaya memimpin jalannya rapat, menyampaikan pesan yang menggugah hati.

“Koperasi Merah Putih ini bukan sekadar struktur ekonomi. Ini adalah mimpi bersama. Sebuah gerakan rakyat untuk mewujudkan kemandirian desa. Ini adalah tentang martabat, tentang kebersamaan, dan tentang masa depan anak cucu kita,” tegasnya dengan suara yang menyentuh.
Acara ini dihadiri penuh oleh berbagai elemen penting: Camat Wolasi Bakari, para pendamping desa dan kabupaten, Babinkamtibmas, Babinsa, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, pemuda, hingga warga biasa yang datang dengan harapan dan doa.
Camat Wolasi Bakari memberikan apresiasi mendalam atas semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh masyarakat Ranowila.
“Desa ini telah menunjukkan bahwa kemandirian bukanlah mimpi. Koperasi adalah jalan terbaik bagi ekonomi kerakyatan. Kami dari kecamatan akan mendukung penuh, dari sisi regulasi, pembinaan, hingga pendampingan teknis,” ujarnya.

Bakari juga menyebut bahwa dari tujuh desa di wilayahnya, lima telah menyelesaikan Musyawarah Desa, sementara dua lainnya. Desa Aoma dan Amoito – akan menyusul awal pekan depan. Namun sejauh ini, baru satu koperasi desa yang telah resmi terdaftar, yakni Koperasi Desa Mata Wolasi. Dengan pembentukan Koperasi Merah Putih ini, Ranowila kini menjadi desa kedua yang bergerak lebih awal dalam mewujudkan ekonomi kolektif.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat dan penuh partisipasi, warga menyampaikan berbagai gagasan luar biasa: mulai dari pengolahan hasil pertanian lokal, usaha simpan pinjam, hingga pemasaran produk UMKM.
Tokoh adat yang hadir pun menyuarakan harapannya.
“Kami tidak ingin koperasi ini jadi milik segelintir orang. Ini harus menjadi rumah bagi semua warga Ranowila. Milik bersama, dikelola bersama, dan dinikmati hasilnya bersama,” ujar salah satu tokoh adat dengan mata berbinar.
Koperasi Merah Putih lahir dari rahim perjuangan rakyat kecil. Ia tumbuh dari harapan, dikawal oleh semangat gotong royong, dan digerakkan oleh tekad untuk mandiri. Di Ranowila hari itu, bukan hanya koperasi yang dibentuk tetapi masa depan yang lebih adil dan sejahtera tengah dipahat bersama.