BIKASMEDIA.COM – 1 Juni merupakan sebuah momentum saat-saat diadakannnya Deklarasi gagasan dari seorang pemuda Tangguh yang dikenal sebagai proklamator pertama kemerdekaan RI, yakni Ir. Soekarno sebagai presiden pertama bangsa yang kita cintai ini.
Sidang BPUPKI kedua itu menetapkan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, merupakan kata pengikat yang bertajuk pada kebhinekaan (berbeda-beda) Indonesia yang terdiri atas suku, agama, budaya, ras dan bahasa. Terangkum dalam satu dasar yaitu Pancasila.
Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.
Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Banyak kenangan bersejarah dalam Kelahiran Pancasila, baik dalam semangat, persatuan, kesatuan dan kekokohan bangsa yang baru terlahirkan. Mengapa tidak, sebab dalam pengejawantahan menuju ke seluruh pelosok negeri Pancasila harus memberikan nilai religiusitas, berbangsa, kemanusiaan, keadilan sosial bahkan hingga interrelationship.
Sebab, dari nilai-nilai tersebut apabila dipahami dan dihayati akan menjadikan jiwa-jiwa bangsa yang kokoh dengan kecintaan terhadap negara dan bangsa tanpa batas, dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan etos kerja yang berkemajuan.
Lalu bagaimana dengan pemuda? Pancasila sebagai landasan pondasi yang sangat lengkap, harus menjadi proses olah rasa dan karsa serta karya. Yakni olah rasa dan karsa, merupakan sebuah dorongan intrinsik dalam setiap insan pemuda, adalah sebuah kesadaran diri dan proses kepedulian terhadap lingkungan untuk mengadaptasikan sumberdaya yang ada lalu mengembangkan sebagai buah karsa kebutuhan yang telah diadopsi menjadi karya.
Sedangkan karya, adalah sebuah realisasi buah pikir yang dapat dirasakan Bersama agar terpenuhinya keadilan sosial bahkan kesejahteraan yang menjadi cita-cita mulia sebagai menjunjung martabat diri pemuda dan bangsa secara utuh.
Sebab, banyaknya sumber daya yang kita miliki masih belum tereksplorasi dari buah karya tangan anak bangsa, yang nota bene masih belum mengangkat harkat dan martabat rakyat dengan keutuhan keadilan sosial yang merata. Yaitu masih adanya kemiskinan, anak-anak terlantar, pencurian, perampasan hak dan lainnya yang menjadi cerminan bahwa belum adanya penyediaan sumber pengetahuan dan implementasi dari daya pikir menjadi sebuah karya yang diakui sendiri oleh bangsanya.
Pemuda menjadi ujung tombak perubahan peradaban yang nyata, garda terdepan dalam Pembangunan, pengusung semboyan kemajuan, intelektualitas bangsa yang matang, harusnya menjadi pioneer penggerak dalam pengejawantahan itu semua.
Agar terwujudnya cita-cita yang belum selesai dan tiada ujung pangkalnya. Sebab masih banyak zaman dan kondisi yang akan menjadi tantangan nyata ke depan, tanpa berada di zona nyaman dengan pandangan individualistis, yang menyebabkan lemah segalanya, yakni dengan sebutan lima kelemahan, yakni lemah jasmani (dlo’if jism), lemah Ilmu (dlo’if ‘ilm), lemah harta (dlo’if maal), lemah hidup (dlo’if jub) dan lemah akhlaq (dlo’if akhlaaq).
Tentu saja dengan penguatan ilmu melalui jalan pengetahuan yang luas dalam organisasi ataupun komunitas bahkan pergaulan yang mempunyai sisi nilai positif agar terbentuk pola dan watak yang siap menjawab tantangan di masa depan.
Oleh sebab itu, dalam rangka meneguhkan kembali hari lahirnya Pancasila, sebagai landasan tujuan yang utuh sepenuhnya untuk bangsa dan negara kita cintai ini, mengaktualisasikan Kembali kebhinekaan agar terwujudnya kedinamisan bernegara menuju bangsa yang kokoh dan siap menjawab tantangan di masa yang akan datang.
Tentu dengan tidak menghilangkan nilai luhur yang termaktub dan tersirat dalam Sila-sila agung, suci, bermartabat serta keberagaman yang satu menjadi tujuan mulia Indonesia Jaya. Selamat hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024, Bangunlah Pemuda untuk Jaya Indonesia.